Rabu, 12 Januari 2011

Kamus Batik

Ambabar : Hasil dari mori sampai menjadi batikan lalu menjadi kain namun belom sampai proses diembun – embunkan setiap pagi setelah kain dikemplang.

Anglo : Perapian atau pemanans dari tanah liat.

Bandul : Pemberat dari timah, kayu, batu digunakan untuk menaan mori saat dibatik agar tiak mudah tergeser.

Bironi : Memberi pada batikan warna biru.

Bledak sidoluhur latar putih : Motif batik yang digunakan dalam upacara mitoni yang biasanya dikenakan oleh pengantin putri saat kehamilan pertama. Filosofi yang terkandung adalah yang menggunakan selalu dalam kegembiraan.

Blirikan : Hasil dari proses bliriki.

Bliriki : Meneruskan tembokan agar bagian – bagian yang ditemboki tertutup sungguh – sungguh.

Bondet : Bondet = nama lagu gamelan; bergandengan dengan akrab. Motif melambangkan kemeasraan,kecintaan.

Cakar ayam : Motif batik yang biasa digunakan orang tua pengantin dalam acara tarub,siraman. Cakar ayam melambangkan agar rumah tangga dan keturunannya nanti dapat mencari nafkah sendiri.

Cakra kusuma : Cakra = senjata wisnu, kusuma = bunga. Motif panah bunga merupakan lambang jatuh cinta wanita kepada pria atau sebaliknya.

Canting byok : Canting bercucuk tujuh atau lebih.

Canting cecekan : Canting bercucuk satu ( 1 ).

Canting Isen : Canting untuk membatik isi bidang / mengisi polan.

Canting liman : Canting bercucuk lima ( 5 ).

Canting loron : Canting yang bercucuk dua ( 2 ), model berjajar atas bawah.

Canting prapatan : Canting bercucuk empat ( 4 ).

Canting reng – rengan : Macam canting yang digunakan untuk membatik reng – rengan.

Canting renteng / galaran : Canting yang bercucuk selalu genap ; empat buah atau lebih.

Canting telon : Canting yang bercucuk tiga ( 3 ),dengan susunan segitiga.

Canting : Alat yang terbuat dari tembaga yang digunakan untuk menulis ( melukis cairan malam ), membuat motif – motif batik yang diinginkan.

Carat atau Cucuk : Bagian canting berupa pipa melengkung yang merupakan jalan keluarnya cairan malam.

Cluntang : Motif melambangkan sifat keangkuhan dan kesombongan.

Cokrak – cakrik : Motif cokrak – cakrik menunjukkan timbal balik, cakrik = rupa, perangai, bentuk muka,profil muka. Menggambarkan polah tingkah seseorang.

Cuwiri : Dalam acara mitoni digunakan menggendong anak. Motif cuwiri = bersifat kecil- kecil, pemakai akan kelihatan pantas / harmonis.

Delima wantah : Delima = buah delima, wantah = mentah. Motif menggambarkan orang yang kelihatan mengandung.

Dibitingi : Menusuk dengan jarum pada ujung – ujung pola.

Dikanji : Proses pelapisan dengan kanji ( terbuat dari beras ; tajin busuk ) sebelum mori dibatik.

Dikemplang : Penjemuran batikan.

Dikemplong : Dipukuli pada tempat tertentu dengan cara tertentu pula supaya benang – benang pada kain menjadi kendor dan lemas, sehingga cairan lilin mudah meresap.

Dingklik : Tempat duduk si pembatik.

Endas maling : Motif yang melambangkan watak seseorang yang keras.

Gagang terong : Tangkai ( ekor ) canting yang terletak pada bagian belakang untuk ditancapkan pada tangkai yang sebenarnya.

Gambir saketi : Saketi ialah bilangan jawa 100.000. Motif melambangkan suatu kumpulan yang besar sekali.

Ganden : Martil agak besar yang terbuat dari kayu,digunakan saat proses dikemplong.

Ganggong bronta : Bronta = ingin memiliki. Motif menggambarkan kinginan untuk memiliki dengan penuh kasih sayang.

Ganggong paningran : Paningran = nama hari kelahiran. Motif melambangkan bahwa hari kelahiran mempengarihi kehidupan kedepannya, maka hendaknya orang itu menghindari ppangtangan- pantangan tertentu.

Gawangan : Perkakas yang terbuat dari bambu digunakan untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik.

Grageh waluh : Motif yang digunakan sehari – hari.orang yang memakainya akan mempunyai cita – cita / tujuan tentang sesuatu.

Grompol : Motif batik yang digunakan oleh ibu mempeli perempuan saat siraman. Dengan memakai kain ini diharapkan berkumpulnya sesuatu yang baik baik, seperti rezeki,keturunan, kebahagian hidup, dll

Harjuno mawah : Motif batik yang digunakan untuk upacara pisowanan/ menghadap raja bagi kalangan kraton. Orang yang memakainya apabila mempunyai keinginan akan dapat tercapai.

Ima – ima tatit : Ima = mendung ;awan ( bahasa sansekerta : hima )tati = kilat; petir. Motif bergambar awan tebal yang diselang seling dengan kilat.

Jalu mampang : Motif batik yang digunakan untuk menghadiri upacara pernikahan. Filosofi yang terkandung dapat memberikan dorongan semangat hidup serta mmberikan restu bagi pengantin.

Jawah liris seing sawat gurda : Motif yang bermaksud hujan gerimis, yang dapat digunakan untuk berbusana.

Jayakirana : Motif Jayakirana = kekuasaan yang termasyur. Diharapkan pemakai akan mendapatkan keuntungan, kesaktian, kemenangan, usaha yang cerah tanpa halangan, dll.

Jayakusuma : Motif Jayakusuma = wijaya kusuma,dalam pewayangan merupakan bunga ajaib senjata kresna yang dapat menghidupkan orag mati.

Jayasentana : Motif Jaya = menang,sentana = sebutan untuk keluarga istana. Nama ini sering digunakan oleh para prajurit istana.

Kawung picis : Motif yang dikenakan di kalangan kerajaan. Melambangkan harapan agar manusia selalu ingat akan asal usulnya, juga melambangkan 4 penjuru( pemimpin harus dapat berperan sebagai pengendali ke arah kebaikan ) selain itu juga melambangkan bahwa hati nurani sebagai pusat pengendali nafsu –nafsu yang ada pada diri manusia sehingga ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan manusia.

Kembang temu latar putih : Digunakan untuk pesta/ bepergian. Orang yang memakai motif ini memiliki sikap dewasa ( temuan ).

Kesatrian : Motif batik yang digunakan pengiring waktu kirap pegantin. Berfilosofi agar pemakai terlihat gagah dan memiliki sifat kesatria.

Kirno monda : 1 Kirno = 1.000.000, monda = lebih daripada yang lain. Motif yang mengandung makna terbaik,tak ada bandingannya.

Klitik : Motif yang digunakan sebagai busana daerah. Filosofi orang yang memakianya menunjukkan keewibawaan.

Klowongan / batikan kosongan : Mori yang sudah dibatik berupa kerangka baik memakai pola ataupun tidak memakai pola.

Latak : Endapan cairan nila yang digunakan pada proses medel.

Latar putih cantel sawat gurdo : Digunakan sebagai busana daerah. Filosofi motif bila dipakai menjadikan wibawa.

Lerek parang centung : Motif yang digunakan untuk mitoni,pergi ke pesta. Parang centung = wis ceta macak, kalau dipakai kelihatan cantik( macak )

Limaran : Berasal dari kata limar = sebangsa tenun sutera. Motif melambangkan kemewahan.

Longkangan : Pinggiran kain yang tidak ikut dibatik.

Lung kangkung : Motif yang digunakan dalam kesegarian. Lung (pulung),aslinya dengan memakai kain tersebut akan mendatangkan pulung (rezeki)

Makna yang lain adalah melambangkan agar selalu diberi petunjuk dan kelancaran dalam menjalankan semua tugas – tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Malam atau lilin : Bahan yang dipergunakan untuk membatik.

Mbabar : Proses penyelesaian dari batikan menjadi kain.

Medel : Proses pencelupan batikan yag dilakukan beberapa tahapan dengan cairan nila.

Mola : Membatik kerangka dengan memakai pola.

Mori : Bahan baku batik dari katun.

Nembok : Melapisi batikan yang tidak akan diberi warna dengan malam.

Nerusi : Membatik mengikuti motif pembatikan pertama pada bekas tembusnya, mengutamakan mempertebal tembusan batikan pertama serta memperjelasnya.

Ngengreng : Pengobeng yang membatik sejak awal sampai memberi isi.

Ngisen – iseni : Mengisi klowongan dengan motif – motif yang akan dibuat.

Nglengser : Menggeser pola A ke pola B.

Nglorot atau Nglungsur : Memukulkan hasil sarenan yang sudah hilang malamnya ke air panas.

Ngrucat : Melepas pola yang pertama kali dibatik.

Ngrujak : Orang yang melakukan proses membatik tanpa pola.

Nitik ketongkeng : Dapat digunakan bebas. Biasanya digunakan oleh orang tua,sehingga menjadikan banyak rejeki dan luwes pantes.

Nitik : Diunakan untuk busana daerah. Orang yang memakai motif adalah bijaksana,dapat menilai orang lain.

Nogo gini : Motif batik yang digunakan dalam upacara pemanten jawa (gandeng pemanten). Pengantin akan mendapatkan barokah/ rejeki bila memakai kain dengan motif ini.

Nogosari : Digunakan dalam upacara mitoni. Nogosari adalah sejenis pohon,motif batik ini melambangkan kesuburan dan kemakmuran.

Nyamplungan : Bagian pokok canting yang merupakan badab canting. Digunakan untuk menciduk malam dari wajan.

Nyareni : Mencelupkan dalam ramuan saren.

Nyeceki : Orang yang membuat motif titik – titik kecil sebagai pengisi bidang pola.

Nyoga : Mencelupkan hasil dari bironi ke dalam wadah yang berisi soga,sesudah merata disampirkan pada sampiran agar airnya menetes dan kering.

Onengan : Berasal dari kata oneng = rindu. Makna motif si pemakai sedang rindu kepada seseorang yang dicintainya.

Parang baris : Motif menggambarkan suatu keadaan yang teratur atau simetris.

Parang barong : Dipaki oleh sultan/ raja. Motif Bermakna kekuasaan serta kewibawaan seorang raja.

Parang bligon,ceplok nitik kembang randu :Biasa digunakan untuk menghadiri pesta. Parang bligo= bentuk bulat berarti kemantapan hati. Kembang randu= melambangkan uang. Filosofi batik pemakai memiliki kemantapan hati dalam hidup dan banyak rejeki.

Parang curiga, keplak kepet : Biasa digunakan untuk menghadiri pesta,berbusana. Curigo=keris, kepet= isis. Filosofi motif adalah si pemakai memiliki kecerdasan,kewibawaan serta ketenangan.

Parang grompol : Motif sebagai busana daerah. Berfilosofi bahwa orang yang memakai akan mempunyai rejeki banyak.

Parang kirna : Motif melambangkan nama bilangan. Sakirna/ sayuta = 1.000.000

Parang kurung : Motif digunakan sebagai busana daerah. Orang yang memakainya menjadi gagah / berwibawa dan mempunyai kepribadian yang kuat.

Parang kusuma ceplok mangkoro: Motif digunakan untuk busana pria dan wanita. Parang kusuma= bangsawan, mangkoro = mahkota. Pemakai mendapatkan kedudukan dan dijauhkan dari marabahaya.

Parang menang : Motif yang menunjukkan motif parang lebih jelas daripada motif pelengkap yang lain. Menang = tidak kalah; unggul. Melambangkan kemenangan.

Parang nitik : Kegunaan sebagai busana daerah. Orang yang memakainya menjadi luwes dan pantes.

Parang pancing : Motif yang menunjukkan pancing yaitu lengkungan – lengkungan di sudut. Pancing adalah alat untuk mencari ikan.

Parang sarpa : Sarpa berasal dari bahasa sanskrit yang berarti ular.

Parang sobrah : Sobrah = tambahan agar lebih keras, motif yang dimaksud adalah tambahan lengkungan seperti spiral dikanan kiri daun.

Parang sonder : Sonder = selendang, selendang ialah kain pelengkap( sebagai hiasan ) biasanya sikalungkan di pundak. Pada motif ada kelainan dengan motif – motif parang lainya.

Parang tuding : Kegunaan untuk mitoni,menggendong bayi. Parang = batu karang, tuding= ngarani = menunjuk. Motif mempunyai filosofi menunjukkan hal – hal yang baik dan menimbulkan kebaikan.

Peksi kingkin : Peksi = nama burung, kingkin = sedih. Motif melambangkan kesedihan karena keriduan pada seseorang.

Pengobeng : Orang yang pekerjaannya membatik.

Pilih asih : Berati tidak adil. Motif bermakna ketidakadilan atau keuntungan yang hanya satu pihak.

Prabu anom / parang tuding : Digunakan dalam acara mitoni. Motif berfilosofi agar pemakai mendapatkan kedudukan yang baik,awet muda dan simpatik.

Ragahina : Raga = badan, motif menggambarkan nasib yang malang.

Reng – rengan : Batikan yang lengkap dengan isen – isen.

Rujak : Membatik kerangka tanpa menggunakan pola.

Saadeg : Ukuran pencapaian batikan yang mencapai kain mori.

Sapit urang : motif batik yang dijadikan koleksi kalangan keraton. Orang yang memakainya mempunyai kepribadian yang baik dan hidupnya tidak sombong.

Saren : Suatu ramuan atau adonan dari beberapa bahan untuk mencelup batikan sesudah disoga,dapat menghilangkan malam.

Saringan : Alat untuk menyaring malam panas yang banyak kotorannya.

Sekar asem : Merupakan motif pakaian adat jawa. Asem ( mesem= senyum ) orang yang memakainya akan selalu hidup bahagia dan bersikap ramah.

Sekar keben : Merupakan motif pakaian keseharian abdi dalem kraton. Orang yang memakainya akan memiliki pandangan yang luas dan selalu ingin maju.

Sekar manggis : Kegunaan untuk upacara tradisional jawa. Dengan memakai kain motif ini akan memberikan kesan luwes/ manis bagi si pemakai.

Sekar polo : Motif dipakai untuk sehari – hari. Orang yang memakai akan dapat memberikan dorongan / pengaruh kepada orang lain.

Semen gurdo : Kegunaan untuk pesta,busana daerah. Motif mempunyai filosofi agar si pemakai mendapatkan berkah dan kelihatan wibawan.

Semen kuncoro : Merupakan motif pakaian harian kraton. Kencono =( muncar,bahasa jawa). Orang yang memakai akan memancarkan kebahagiaan.

Semen mentul : Motif dipakai untuk harian. Orang yang memakai umumnya tidak mempunyai keinginan yang pasti.

Semen romo sawat cantel : Dikenakan untuk pergi ke pesta,mitoni. Filosofi yang terkandung agar selalu mendapatkan berkah dari Tuhan.

Semen romo sawat gurdo : Digunakan sebagai motif busana daerah. Apabila dipakai menjadikan macak( menarik ).

Sido asih kemoda sungging : Motif Digunakan untuk mitoni, menggendong bayi. Sido = jadi, Asih = sayang. Sehingga diharapkan pemakai akan disayangi oleh orang banyak.

Sido asih sungut : Kegunaan untuk pemanten panggih. Ragam hias motif ini mempunyai makna agar hidup berumah tangga kelah akan dilimpahi oleh kasih sayang.

Sido asih : Kegunaan bebas. Pemakai akan desenangi ( ditresnani ) oleh banyak orang.

Sido mukti luhur : Kegunaan untuk mitoni, menggendong bayi. Sido mukti berarti gembira,kebahagiaan untuk menggendong bayi merasakan ketenangan,kegembiraaan,dll.

Sido mukti ukel lembut : Kegunaan untuk pemanten pemanggih. Filosofi yang terkandung adalah orang yang memakai akan menjadi mukti( gembira ).

Slobog : Dikenakan saat upacara kematian,pelantikan para pejabat pemerintah. Melambangkan harapan agar arwah yang meninggal mendapatkan kemudahan dan kelancaran dalam perjalanan menghadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan keluarga yang ditinggalkan juga biberi kesabaran dalam menerima cobaan kehilangan salah satu keluarganya.

Sobrang gending : Sobrang = perhiasan pengantin wanita yang dipakai di kepala; akar- akaran. Gending = jenis lagu gamelan. Berfilosofi uatu usaha untuk mencapai maksud/ tujuan.

Soga : Ramuan yang dipergunakan dalam suatu proses pembabaran batikan.

Soko rini : Motif digunakan untuk menggendong bayi,mitoni. Soko = orang, rini= senang, pemakai mendapatkan kesenangan yang kukuh dan abadi.

Tambal kanoman : Motif biasa dipakai oleh orang muda,terutama untuk tingalan taun ( ulang tahun ). Si pemakai akan kelihatan pantas/ luwes dan banyak rejeki.

Taplak : Kain yang digunakan untuk menutupi paha si pembatik sipaya tidak terkena tetesan malam.

Tunjung tirta : Tunjung = lilie = bunga saroja. Tirta = air. Motif yang menggambarkan kehidupan bunga seroja dalam air, seperti ombak.

Tembokan : Hasil dari proses nemboki.

Tepas : Kipas; alat untuk membesarkan api menurut kebutuhan yang biasa terbuat dari bambu.

Tirta teja : Kegunaan untuk motif berbusana. Tirta = air, teja = cahaya. Si pemakai “gandas luwes” dan bercahaya.

Tritik jumputan : Kegunaan motif berbusana daerah. Orang yang memakainya menjadi luwes dan pantes.

Truntum sri kuncoro : Digunakan untuk motif orang tua pengantin pada waktu upacara panggih. Truntum = keturunan,sebagai orang tua berkewajiban menuntun kedua mempelai memasuki hidup baru atau berumah tangga yang banyak lika - likunya.

Udan liris : Kegunaan motif untuk berbusana daerah. Orang yang memakai bisa menghindari hal – hal yang kurang baik.

Wahyu tumurun cantel : Motif dipakai pengantin pada waktu panggih. Wahyu = anugerah, temurun = turun,dengan menggunakan kain ini kedua pengantin mendapatkan anugerah dari Yang Maha Kuasa berupa kehidupan yang bahagia dan sejahtera serta mendapatkan petunjuknya.

Wahyu tumurun : Kegunaan motif untuk berbusana daerah. Berfilosofi agar si pemakai mendapatkan wahyu ( anugrah ).

Wajan : Perkakas untuk mencairkan malam.

Wiru : Melipat bolak balik ( lipatan spiral ).

2 komentar: